Kisah Mourinho Saat Menyelinap Dengan Keranjang Cucian Waktu Kena Skors
BeritaJunior.com – Jose Mourinho akhiri isu bertahun-tahun. Pada 2005 yang lalu ia disangka mensiasati larangan ke stadion dengan menyelusup dan keluar dengan keranjang cucian. Kisah Mourinho Saat Menyelinap Dengan Keranjang Cucian Waktu Kena Skors
Pada 2005 yang lalu, Mourinho yang masih mengatasi Chelsea memperoleh hukuman larangan ke stadion di dua pertandingan dari UEFA. Pangkal permasalahannya adalah tudingannya pada pelatih Barcelona saat itu, Frank Rijkaard, dan wasit Anders Firsk.
Pada pertandingan babak 16 besar Liga Champions 2004/2005 dimana Chelsea bertandang ke Barcelona, Mourinho melihat timnya kalah 1-2. Pertandingan itu diwarnai kartu merah Didier Drogba di menit ke-56.
Selesai pertandingan, Mourinho mengaku lihat Rijkaard masuk ke ruangan ubah wasit saat turun minum. Mourinho yakin kartu merah Drogba adalah hasil pertemuan tersebut.
Tudingannya tidak dapat dibuktikan, tetapi sudah terburu membuat wasit Frisk pensiun dini. Frisk mengakui memperoleh intimidasi pembunuhan karena celotehan Mourinho. UEFA lalu lakukan tindakan dan menjatuhkan hukuman larangan ke stadion saat dua pertandingan untuk Mourinho.
Chelsea sendiri pada prosesnya berhasil mengambil langkah ke perempatfinal selesai menang 4-2 di leg ke-2. Meskipun begitu melawan Bayern Munich di kandang pada leg pertama tiada Mourinho jelas jadi kerugian besar.
Akan tetapi seperti didapati, Chelsea berhasil menang 4-2 atas Bayern di Stamford Bridge saat itu. Jadi ramai karena beberapa alat, termasuk juga The Times dan Daily Mail, mengaku jika Mourinho menyelusup masuk ke ruangan ubah pemain untuk memberi petunjuk sebelum pertandingan dan saat turun minum.
Perihal ini jelas merupakan pelanggaran atas hukuman yang dijatuhkan ke Mourinho. Boro-boro ke ruangan ubah dan berjumpa pemain, masuk ke stadion juga ia dilarang.
Klaim media-media tersebut selanjutnya cuma jadi isu saat bertahun-tahun. Sampai lalu Mourinho mengaku akhir minggu tempo hari, komplet dengan narasi bagaimana ia mensiasati petugas UEFA.
“Saya masuk ruangan ubah pada siang hari. Jadi saya berada di sana semenjak tengah hari dan kompetisinya baru digelar jam tujuh malam. Saya hanya ingin ada di ruangan ubah saat beberapa pemain datang,” kata Mourinho diambil Sky Sports.
“Saya masuk kesana dan tidak ada seorang juga yang lihat saya. Permasalahannya adalah bagaimana pergi sesudah itu. Serta Stewart Bannister, kit man tim, masukkan saya ke keranjang. Keranjangnya dikit terbuka jadi saya dapat bernapas.”
“Tetapi saat ia membawanya ke luar ruangan ubah, beberapa orang UEFA ikuti dan berupaya temukan saja. Jadi ia tutup rapat kotaknya dan saya tidak dapat bernapas. Saat ia buka kotaknya, saya seperti ingin mati! Serius lho! Saya miliki klaustrofobia, benar-benar. Itu benar berlangsung,” tandas mantan manajer Manchester United ini.
Chelsea selanjutnya berhenti di semi final oleh Liverpool pada musim tersebut. Liverpool tampil menjadi juara dalam malam cemerlang di Istanbul.
Dari cerita Mourinho dapat ditarik rangkuman, jika kadang cerdas dan nakal itu beda tipis kan?