Site icon BeritaJunior.com

Kiper Liga Inggris Ini Minta Cara Penalti Bruno Fernandes Dilarang

Kiper West Bromwich Albion (WBA), Sam Johnstone, meminta teknik penalti yang sering dilakukan gelandang Manchester United, Bruno Fernandes, dilarang. Penjaga gawang berpaspor Inggris itu mengungkapkannya di akun Twitter-nya, @samjohnstone50.

“Seorang penyerang tidak boleh melompat sebelum menendang penalti,” kata Sam Johnstone.

Dalam laga Man United vs WBA yang digelar Minggu 22 November 2020 dini hari WIB, Setan Merah mendapatkan penalti setelah tendangan Juan Mata mengenai tangan salah satu pemain WBA di kotak terlarang. Tanpa pikir panjang, wasit David Coote langsung memberikan hadiah penalti kepada The Red Devils.

Seperti biasa, eksekutor penalti Man United dijalankan Bruno Fernandes. Gelandang berpaspor Portugal itu pun melakukan teknik penalti andalannya, yakni melompat sebelum mengeksekusi si kulit bulat.

Tembakan Bruno Fernandes yang mengarah ke kanan gawang sebenarnya dapat ditepis Sam Johnstone. Hanya saja, wasit David Coote meminta Bruno Fernandes mengulang eksekusi penalti tersebut.

Sebab, sebelum Bruno Fernandes melepakan bola, Sam Johnstone terlihat bergerak maju dari garis gawang, sesuatu yang dilarang. Pada percobaan kedua, Bruno Fernandes masih menggunakan teknik yang sama.

Hanya saja, kali ini si kulit bulat diarahkan ke sisi kiri dengan kekuatan sepakan yang jauh lebih keras. Alhasil, bola masuk dan Man United menang 1-0 atas WBA.

Pesepakbola legenda Arsenal, Ian Wright, pun setuju dengan pemikiran Sam Johnstone. Ia menilai, tidak seharusnya teknik penalti seperti yang dilakukan Bruno Fernandes dilegalkan.

“Sulit (untuk kiper). Anda harus melihat algojo penalti melompat, melakukan hal itu, tetapi kiper tidak bisa mengangkat kakinya dari garis gawang,” kata Ian Wright, dikutip dari Team Talk, Senin (23/11/2020).

“Mereka (pengambil kebijakan) harus menghentikan orang-orang melompat. Algojo penalti seharusnya hanya berlari ke arah bola dan menembaknya. Jika mereka bisa bergerak dan kiper tidak, maka itu tidak adil,” tutup Ian Wright.

Exit mobile version